6 Alasan Orang Lebih Suka Belanja di Mal
Anda lebih suka belanja di Mal atau di pasar tradisional? Beberapa hal yang menjadi kelebihan berbelanja di pasar modern seperti Mal adalah kelengkapan, kemudahan, pelayanan, kebersihan, kenyamanan dan harga diskon produk atau barang. Hal tersebut tak semua bisa dirasakan konsumen di pasar tradisional. Bukan berarti saya mengatakan bahwa pasar tradisional tidak memiliki kelebihan untuk barang atau produk-produk tertentu.
Belanja di Mal |
Benarkah pasar tradisional semakin ditinggalkan konsumen?
Kekurangan pasar tradisional adalah tidak mampu mengimbangi secara maksimal sistem perdagangan yang diterapkan oleh pasar modern. Namun, menjadi pengecualian untuk harga produk atau barang tertentu di pasar tradisional yang menyediakan harga grosir.
Tanpa perubahan dan terobosan bisnis yang signifikan, penjual eceran di pasar tradisional akan ditinggalkan oleh konsumen dari berbagai kalangan. Mengapa? Karena konsumen merasa manfaat dan kelebihan pasar tradisional, peran nya sudah banyak tergantikan oleh pasar modern.
Pasar tradisional seharusnya memiliki strategi tandingan agar di tahun 2020 nanti tetap bertahan. Berawal dari kekurangan sistem penjualan, promosi atau pemasaran di pasar tradisional, berakhir pada penurunan drastis minat beli dan kunjungan konsumen di pasar tradisional.
6 Kelebihan Belanja di Mal yang Disukai Konsumen
Ingin tahu 6 kelebihan belanja di Mal dibandingkan belanja di pasar tradisional yang dapat menarik perhatian konsumen? Berikut detail penjelasan nya.
1. Kelengkapan produk
Produk yang ada di Mal atau pasar modern jauh lebih lengkap dibandingkan dengan produk atau barang di pasar tradisional. Ketersediaan produk dapat menarik minat konsumen untuk berkunjung dan melakukan pembelian suatu produk atau barang.
Seperti yang kita tahu, kelengkapan produk atau keragaman produk dapat mempengaruhi minat beli dan kunjungan konsumen.
Kelengkapan produk di Supermarket atau Mal terbukti mampu menentukan pertimbangan konsumen dalam memilih tempat untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari.
Produk atau barang untuk kebutuhan sehari-hari yang tersedia di Mal atau Supermarket diantaranya adalah:
- Keperluan pribadi. Fashion, jam tangan, pakaian, perhiasan, make up, parfum, produk perawatan, produk terapi, produk pengobatan, produk nutrisi, suplemen dan lain-lain.
- Elektronik dan gadget. Handphone, tablet, aksesoris HP atau gadget, produk fotografi, elektronik rumah tangga, komputer, televisi dan lain sebagainya.
Catatan: Kebutuhan dan keinginan konsumen yang terpenuhi dengan baik dapat memberikan kesan positif terhadap pilihan konsumen dalam menetapkan lokasi toko atau pusat perbelanjaan.
2. Kemudahan berbelanja
Konsumen suka dengan kemudahan saat melakukan transaksi belanja dan saat memilih produk atau barang belanjaan. Kemudahan berbelanja menjadi pertimbangan penting untuk mempengaruhi minat beli dan kunjungan konsumen.
Di Mal, konsumen akan mendapatkan banyak kemudahan, mulai dari papan informasi produk sampai ke label harga produk dan lain-lain.
Supermarket atau Mal biasanya menata toko dan jenis produk sangat detail, rapih dan sistematis, sehingga pengunjung atau konsumen dapat mengetahui dengan mudah apa saja dan dimana saja produk atau barang yang tersedia berdasarkan titik lokasi.
3. Kualitas pelayanan
Pelayanan berbelanja yang berkualitas akan menimbulkan kesan positif di pikiran konsumen. Kualitas pelayanan contoh nya seperti senyum ramah pegawai toko, respon cepat dan tentunya fleksibilitas pekerja saat menyambut konsumen.
Pelayanan berkaitan dengan kenyamanan. Tanpa pelayanan yang baik atau memuaskan, konsumen akan merasa kapok dan akhirnya tidak mau kembali lagi ke tempat belanja yang sama.
Indikator kualitas pelayanan yang baik berhubungan dengan arus balik konsumen dalam melakukan pembelian.
Semakin baik pelayanan yang dirasakan konsumen, semakin banyak konsumen atau orang-orang yang sama kembali lagi ke toko untuk berbelanja.
4. Kebersihan lokasi
Kebersihan lokasi atau tempat perbelanjaan menjadi kelebihan paling menonjol di Mal. Pasar tradisional umumnya tidak fokus untuk membenahi persoalan yang sangat krusial ini.
Sebaik apapun pelayanan yang diberikan, konsumen akan tetap memiliki segudang alasan untuk menghindari berbelanja di lokasi yang kumuh, terkecuali harga lebih murah dan mampu bersaing dengan produk atau barang yang ada di pasar modern.
5. Kenyamanan pengunjung
Rasa khawatir atau was-was yang dirasakan konsumen akan menjadi pertimbangan konsumen untuk mengunjungi tempat perbelanjaan. Di pasar modern, konsumen tidak begitu merasa takut atau khawatir dengan adanya praktik premanisme, jambret, copet, dan lain sebagainya.
Walaupun kemungkinan ada juga hal negatif di pasar modern seperti Mal, namun prosentase kemungkinan itu jauh lebih kecil dibandingkan dengan pasar tradisional.
Pasar modern seperti Mal atau Supermarket banyak memiliki titik pengaman yang membuat konsumen merasa nyaman, salah satu nya adalah pengawasan melalui rekaman CCTV secara online dan offline.
Anda juga akan merasa tenang berbelanja di Mal, karena kendaraan dan barang-barang berharga yang anda taruh di kendaraan selalu di pantau oleh sistem dan tim keamanan pihak Mal.
Selain itu, anda tak akan kepanasan karena di Mal sudah ada alat pendingin. Anda juga tidak akan berdesak-desakan dengan pengunjung lain saat sedang berbelanja, kecuali di hari atau momen-momen tertentu.
Catatan: Di hari-hari besar dan menjelang hari besar seperti saat menjelang hari raya Idul Fitri, tingkat kenyamanan konsumen sedikit menurun.
6. Harga diskon produk
Kelebihan yang ada di Mal atau tempat belanja di Supermarket adalah sistem diskon produk. Dengan adanya sistem tersebut, konsumen akan lebih tertarik. Bandingkan dengan cara belanja di pasar tradisional, hampir semua masih menggunakan cara konvensional seperti tawar menawar.
Pertanyaan saya, konsumen yang merasa kurang pandai menawar, kurang mengerti mengenai produk dan tidak up to date tentang harga produk/barang yang akan di beli bagaimana nasib nya? Apakah kategori konsumen seperti itu tetap memilih berbelanja di pasar tradisional?!
Banyak orang berpikir bahwa potongan harga atau diskon di Mal menggunakan strategi markup. Fakta nya, diskon bukan hanya karena harga lebih dulu di markup, pemberian potongan harga (diskon) tergantung darimana produk di ambil, seberapa banyak produk yang di ambil dan siapa yang mengambil atau mengirim.
Produk lawas, produk yang kurang diminati, dan produk atau barang yang di ambil dalam jumlah besar sangat mungkin akan diberi label potongan harga atau diskon.
Misalnya saja distributor dan suplier yang sedang melakukan promo produk atau barang baru, agar cepat dikenal konsumen, skema diskon pasti akan diterapkan.
Apakah produk atau barang cacat dan lama termasuk bagian dari tipuan diskon? Tidak, itu bukan diskon palsu, menjadi tipuan jika penjual tidak mau jujur ke konsumen.
Apakah mungkin pasar tradisional melakukan markup harga tanpa mengikuti ketentuan margin yang sesuai? Baik pasar tradisional maupun pasar modern tetap berpotensi di kelola oleh oknum penjual nakal. Yang perlu digaris bawahi adalah, tidak semua toko dan penjual melakukan hal tersebut.
Fakta di lapangan, masih ada saja pedagang di pasar tradisional menggunakan strategi menaikan harga produk atau barang berkali-kali lipat dari harga pokok. Skema markup harga sih wajar saja, menjadi tak wajar saat harga produk atau barang melebihi ketentuan margin.
Margin yang tidak sesuai akan terlihat dari harga produk atau barang yang ditawarkan ke tiap-tiap konsumen selalu berbeda-beda dengan selisih harga penjualan yang fantastis, padahal lokasi belanja dan jenis produk nya sama saja.
Terlepas dari siapa distributor dan suplier nya, hal-hal seperti itu tetap membuat pasar tradisional semakin ditinggalkan konsumen.
Tips: Untuk mengetahui suatu produk atau barang benar-benar menerapkan margin dengan baik dan bukan bagian dari diskon palsu adalah sebagai berikut:
1. Cek harga secara online. Untuk menghindari diskon palsu dan markup yang tidak sesuai, sebaiknya cek harga di situs pasar online besar, bisa di bukalapak, lazada, dan lain-lain, atau bisa juga di situs resmi penyedia.
2. Cek produk atau barang. Jika penjual tidak mengatakan produk atau barang yang di diskon itu bagian dari produk lama dan cacat, pastikan produk atau barang yang hendak kita beli tidak cacat sedikit pun dan bukan barang lama/kuno.
Penjual di pasar tradisional mestinya mempertimbangkan tentang penetapan margin yang sesuai, jadi tidak sembarangan melakukan markup harga. Dengan cara seperti itu, konsumen tidak merasa dibohongi dan tidak beralih ke pasar modern seperti Supermarket dan Hypermarket.
Kesetaraan terhadap konsumen itu penting! Apakah anda pernah mendengar kalimat "kemahalan, belum lama saya beli nggak segitu harganya, tawar seharusnya, kalau gak mau kurang pindah ke toko atau tempat lain".
Kalimat tersebut memberikan isyarat bahwa sebetulnya tak jauh beda antara pasar tradisional dengan pasar modern, sehingga sebagian besar konsumen lebih memilih pasar modern yang banyak memiliki kelebihan.
0 Response to "6 Alasan Orang Lebih Suka Belanja di Mal"
Posting Komentar
Silakan tulis komentar sesuai dengan pembahasan. Dilarang spam komentar dan menyertakan link aktif.