Penyebar Konten Negatif di Media Sosial
Media sosial saat ini banyak di salah gunakan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab. Media sosial menjadi ladang subur untuk penampungan konten negatif mengingat bersifat private. Peran pemerintah terbatas dan menjadi rumit (kompleks), sebab perlu ada andil dari penyelenggara konten platform. Celah tersebut di manfaatkan oleh para penyebar konten negatif. Pergeseran ini terjadi sudah lama, awalnya media sosial tidak difungsikan sebagai penyebaran konten negatif, namun akhir-akhir ini fungsinya telah berubah 180 derajat.
Anak-anak dan Konten Negatif di Media Sosial |
Bagi sebagian besar orang, hal tersebut adalah ancaman yang mengerikan. Saya setuju! Di media sosial memang banyak terdapat konten negatif, tapi tidak bisa kita pungkiri juga bahwa media sosial memiliki banyak manfaat yang belum anda sadari.
Bicara mengenai penyebaran konten negatif di media sosial, penulis yakin anda sudah bisa menebak apa yang penulis maksud. Kita ambil contoh konten negatif yang ada di Google+ dan Facebook, dua media sosial yang cukup populer tersebut rawan sekali menjadi jalan bebas hambatan para penyebar konten negatif.
Bagaimana jadinya jika anda sebagai orang tua menemukan fakta bahwa anak-anak mudah sekali mengkonsumsi konten negatif melalui media sosial? Mulai dari artikel, gambar, sampai pada video?!
Fakta uniknya, orang dewasa justru sangat menyukai penyebaran konten negatif di media sosial. Pertanyaan saya, pernahkah anda melaporkan jenis konten negatif tersebut? Sebagian orang tidak tahu dan tidak mau tahu. Ini unik sekali!
Bagaimanapun juga, baik Facebook dan Google+ adalah produk bisnis. Mereka memiliki komitmen memberikan kenyamanan bagi setiap pengguna! Jika anda merasa nyaman dengan penyebaran konten negatif di media sosial, maka konten negatif tersebut selalu mudah untuk di temukan.
Apakah anda menunggu adik atau anak anda melihat konten negatif yang pernah anda lihat? Mengingat pengguna media sosial saat ini sudah umum di isi oleh para remaja dan anak-anak.
Sebelumnya mohon maaf, saya bukan bermaksud sok suci atau mencoba menggurui anda, saya hanya berbagi tentang sudut pandang untuk menghindari kerusakan mental bagi generasi muda. Alangkah lebih baik jika kita peduli dan bijak menanggapi fenomena ini. Baca juga artikel tentang fenomena akun palsu di media sosial.
Cara menanggulangi konten negatif di media sosial
Ambil langkah nyata! Laporkan apapun konten negatif yang anda lihat di media sosial atau di situs jejaring sosial. Hampir di semua jejaring sosial menyediakan fasilitas untuk keluhan penyalagunaan (laporan), baik itu di Facebook dan Google+ kita bisa membuat laporan terkait konten negatif. Percayalah, semakin banyak pelapor, semakin cepat di tindak oleh pihak pengelola.
Pada dasarnya pihak terkait mengutamakan kenyamanan setiap penggunanya tanpa terkecuali. Jika pengguna merasa tidak nyaman dan melaporkan konten negatif tersebut, mau tidak mau konten di hapus secara sepihak.
Bukan hanya konten yang akan mereka hapus, tapi sekaligus juga akun pengguna akan diberikan peringatan keras. Tak jarang penyebar konten negatif hak akses akun nya di beku kan (di ban) atau di blokir secara permanen oleh pihak terkait.
Anak-anak sangat riskan menerima konten negatif atau informasi negatif dari internet, karena dapat mengakibatkan pola pikir anak menjadi keliru, mengingat anak-anak mudah sekali terpengaruh dan di pengaruhi. Mereka akan terinspirasi dari apapun yang mereka ketahui.
Hal tersebut bentuk lain dari pola penjajahan mental generasi penerus bangsa. Orang dewasa mungkin mampu mem-filter konten agar tidak begitu berdampak buruk bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Analogi sederhana; Saat anda menemukan konten negatif, anda tidak langsung melaporkan konten tersebut, karena sesuatu dan lain hal, anda mengakses konten negatif tersebut. Ini bukan persoalan yang berarti, asalkan setelah itu anda membuat laporan terkait konten negatif .
Itu kan relatif, kenapa bisa dikatakan negatif? Jawaban sederhana nya adalah, karena konten dewasa di konsumsi juga oleh anak-anak, maka hal itu akan berdampak buruk bagi anak-anak.
Pada kesempatan berikutnya saya akan memberikan langkah-langkah mudah melaporkan penyebaran konten negatif di media sosial. Baca juga artikel tentang ilmu pengetahuan dan kepalsuan di internet.
Apakah cara ini membuat penyebaran konten negatif akan segera hilang?
Tidak. Metode ini memerlukan konsistensi anda dan khususnya bagi orang-orang yang melek internet. Dengan cara ini saya yakin jenis konten negatif akan berkurang secara perlahan. Cara ini adalah cara yang paling efektif untuk membersihkan penyebaran konten negatif di media sosial bagi anak-anak.
Eksperimen yang saya lakukan berhasil melenyapkan beberapa akun media sosial penyebar konten negatif. Umumnya saat peringatan pertama di terima pengguna, maka user/pengguna akan diberikan dua kali kesempatan lagi untuk tidak mengulangi kesalahan, dan sistem tersebut sudah di jalankan oleh Google.
Jika sampai ada dua kali lagi laporan, maka akun pelanggar akan di hapus secara sepihak dan permanen. Pihak terkait hanya akan bertindak bilamana laporan yang mereka terima cukup relevan. Artinya anda tidak bisa asal-asalan membuat laporan.
Pihak terkait akan meninjau laporan yang sudah anda kirim, jika laporan cukup relevan maka pihak terkait akan memberikan peringatan keras sebagai bentuk SP 1 kepada si pengguna yang telah melakukan pelanggaran.
Jadi tunggu apa lagi, apakah anda akan mencari konten negatif untuk dilaporkan sekarang? Lakukanlah!
Kesimpulan
Sebaiknya bagi para pelanggar atau calon pelanggar pikir baik-baik, jangan hanya karena materi dan kepuasan, anda tidak mempedulikan dampak buruk yang akan di alami oleh generasi muda penerus bangsa.
Untuk para penikmat konten negatif, pertimbangkan, jangan hanya menyalahkan pemerintah. Saya yakin anda tidak ingin anak atau adik anda suatu saat menemukan konten negatif yang pernah anda akses sebelumnya.
Setelah artikel ini menyebar, saya optimis, komentar komentar video di YouTube dan di media sosial akan berkurang secara drastis. Seperti yang kita tahu saat ini masih banyak pengguna internet yang tidak memahami fasilitas laporan yang tersedia.
Banyak orang hanya bisa menghujat di komentar tanpa tahu apa yang seharusnya dilakukan pada saat mereka menemukan konten negatif di media sosial atau di internet. Semoga lelucon yang tak lucu tersebut segera berkurang.
Ya memang sosmed itu dampak positif dan negatifnya sebelas dua belas mas.
BalasHapusBetul mas, seperti koin dengan dua sisi. Atau, seperti pisau dengan fungsinya. Semua sisi yang menentukan manusia, bukan benda/medianya.
Hapus