Cara Membuat Artikel yang Menarik Untuk Dibaca
Pembuatan konten artikel banyak dikelola oleh para pekerja kreatif. Mulai dari jurnalis, copywriter, hingga blogger. Selain itu, artikel juga terbilang fleksibel, efisien, dan dinamis, sehingga mudah ditulis dan dikembangkan siapa saja.
Walaupun begitu, artikel yang anda tulis tetap harus dirancang sebaik dan sematang mungkin. Apalagi bagi yang memanfaatkan artikel sebagai sumber penghasilan atau media promosi produk tertentu.
Ingin membuat artikel lebih menarik perhatian pembaca? Simak tips penulisannya berikut ini.
Membuat Artikel yang Menarik |
Gunakan gaya Bahasa yang Sesuai dengan Target Pembaca
Beda topik, beda pula kelompok pembaca (audiens) yang mau membacanya. Maka dari itu anda perlu tahu gaya menulis yang tepat untuk target pembaca di website/blog anda.
Misalnya, anda menulis artikel untuk kawula muda, seharusnya bahasa yang digunakan tidak perlu terlalu baku.
Memancing Pembaca Melalui Judul
Usahakan judul artikel memiliki 'pemicu' yang dapat mempengaruhi keputusan pembaca untuk singgah, sehingga pembaca tak pergi berlalu begitu saja.
Tahapan yang dapat anda lakukan agar pembaca tertarik, dapat dimulai dari penulisan judul yang menawarkan manfaat atau solusi, sampai judul yang bersifat pertanyaan dan informasi.
Contoh judul: "Cara Membuat Artikel yang Berkualitas", atau menggunakan angka agar ada kesan praktis; "5 Keuntungan Menjadi Blogger Selain Uang". Dan judul dengan kalimat tanya seperti; "Benarkah Menjadi Penulis Artikel Perlu Bakat?".
Mengoptimalkan Headline dan Paragraf Pembuka
Konsep beginning-middle-end begitu akrab bagi para penggiat dunia kepenulisan dan storytelling. Berkaitan dengan poin sebelumnya, jangan putuskan rasa penasaran pembaca hanya pada judul artikel.
Optimalkan headline dan pembuka (intro) artikel yang biasanya terdiri dari beberapa paragraf menggunakan teknik lead (lede).
Secara umum, lead adalah bagian paragraf pertama atau pembuka artikel yang merangkum gagasan atau garis besar informasi.
Di bagian lead artikel, usahakan tetap menyajikan hal-hal penting dan menarik, sehingga pembaca memiliki alasan yang kuat untuk tetap bertahan.
Misalnya membuat ringkasan (summary) yang kuat dengan memunculkan pertanyaan, lalu ambil inti gagasan dari bagian tengah dan akhir artikel.
Memanjakan mata Pembaca
Komposisi huruf dan paragraf yang anda susun pada artikel ternyata mempengaruhi kenyamanan pembaca (audiens). Teks artikel yang terlalu padat tanpa variasi format akan memberi kesan membosankan.
Lantas, bagaimana cara membuat format penulisan yang menarik?
Jika anda menulis artikel tips atau panduan, sebaiknya anda menggunakan paragraf-paragraf pendek, dan sesekali mainkan panjang paragraf dengan bullet points atau numbering.
Catatan: Memanfaatkan konten lain seperti foto atau grafik juga akan membuat artikel semakin impresif.
Berikan Penutup Arikel yang Kuat
Seperti halnya pembuka, penutup artikel harus sama kuatnya. Biasanya, pembaca yang sampai di bagian akhir artikel akan mulai kehilangan arah atau melupakan apa yang sebelumnya ia baca.
Bila perlu, sisipkan informasi final dengan penegasan, ajakan, maupun call to action yang akan mengarahkan pembaca melakukan tindakan yang anda inginkan. Semoga bermanfaat.
saya selalu bingung di pembukaan artikel bang, bingung mulainya dari mana..gimana tuh cara mengatasinya? hehe
BalasHapusKalau bingung, pakai rumus 5W1H aja sob. Di artikel sebelumnya saya publish tentang pembuatan artikel dengan rumus 5W1H dan di kolom posting artikel nya ada penjelasan tambahan. :)
HapusSaya setiap membuat artikel selalu berusaha untuk menarik bagi pembaca. Artikel ini jadi nambah sumber informasi saya mengenai blogging. Terima Kasih mas...
BalasHapusSemoga usaha yang dilakukan utk membangun blog atau website mendapatkan hasil maksimal. Terima kasih kembali sudah berkunjung. :)
HapusTerima kasih bang nino saya belajar banyak tips-tips kepenulisan dari blog ini
BalasHapusTerima kasih kembali sob atas kunjungan dan dukungan nya. Semoga blog atau website sobat Yuga Yugi semakin sukses. Aamiin.
HapusParagraf yg pendek maksudnya nggak mesti 3 sampai 5 kalimat yaa kang? 1 kalimat pun boleh begitu ya?
BalasHapusIya, betul banget mas. :)
HapusSepertinya saya pernah baca point2 ini di artikel blog lain deh,
BalasHapusTerima kasih untuk informasinya ð
Hapus